Selasa, 22 September 2009

**** KAMPUS PERJUANGAN ****

Kampusku… Rumahku
Kampusku …Negeriku.
Kampusku …..Perjuanganku…
Kampusku….. Kebebasanku.

Disana..Aku dibina
Menjadi Manusia Dewasa
Tapi kini apa yang terjadi
Aku terpaksa masuk NKK( normalisasi kehidupan kampus product orde baru).

Berjuta rakyat, menanti tanganmu
Mereka lapar dan bau keringat…
Kusampaikan salam-salam kelaparan
Kami ini cinta RAKYAT Indonesia.

Kaumku Mahasiswa, Dimanapun Engkau berada….
Satukanlah perjuangan kita….
Membela kaum yang lemah

Tapi lihatlah apa yang terjadi…
Mataku buta , mulutku terkunci
Kusampaikan salam-salam perjuangan..
Kami ini cinta NEGERI Indonesia.

**** BERSATULAH ****

Satukanlah dirimu semua…
Seluruh rakyat , Senasib serasa…
Susah senang dirasa sama….
Bangun………..Bangun….. segera……..

Satukanlah gerai jemarimu…
Kepalkanlah dan jadikan tinju…
Bara lapar jadikan palu….
Tuk pukul lawan tak perlu meragu…

Pasti menang, harus menang
Rakyat berjuang…..
Pasti menang, harus menang
RAKYAT MERDEKA.
Pasti menang, harus menang
BERSAMA BARA-NI.

Hari terus berlalu, Haruskah kalah lagi
Sang penindas harus pergi…….
Untuk hari esok , yang lebih baik………..

Jangan mau ditindas
jangan mau dijajah…….
Jiwa dan pikiran kita……
Untuk hari esok , yang lebih baik……..

Pasti menang, harus menang
Rakyat berjuang…..
Pasti menang, harus menang
RAKYAT MERDEKA.
Pasti menang, harus menang
BERSAMA BARA-NI.

**** DARAH JUANG ****

Disini negeri kami tempat padi terhampar …
Samuderanya kaya raya, negeri kami subur tuhan.

**Dinegeri permai ini , berjuta rakyat bersimbah duka.
Anak kecil tak sekolah, pemuda desa tak kerja…..
MEREKA dirampas haknya, tergusur dan lapar….
BUNDA relakan darah juang kami, Tuk bebaskan negeri…..

**Dinegeri permai ini , berjuta rakyat bersimbah duka.
Anak kecil tak sekolah, pemuda desa tak kerja…..

ME….REKA dirampas haknya, tergusur dan lapar…..
BU….NDA relakan darah juang kami, Padamu kami mengabdi.

SETIAP ORANG ADALAH BERGUNA DALAM GERAK PERUBAHAN

BAGI “ REVOLUSI
TIDAK ADA ORANG YANG MENGANGGUR, TIDAK ADA ORANG YANG TIDAK BERGUNA ATAU TIDAK MAMPU ( CACAT ), TIDAK ADA TALENTA YANG TIDAK BERMANFAAT. SETIAP ORANG PUNYA HAK DAN KEWAJIBAN UNTUK AMBIL BAGIAN DALAM PERJUANGAN BERSAMA UNTUK MENGUBAH MASYARAKAT DAN MENGGUNAKAN SUMBER DAYA ALAM UNTUK KEBAIKAN MASYARAKAT . (Samora Matchel )

WHO IS KADER ?



KADER ………...ADALAH MEREKA
YANG TELAH TERUJI DALAM PENYANGKALAN KEPENTINGAN PRIBADINYA DAN TOTALITAS BERGERAK UNTUK KEPENTINGAN RAKYAT. ( BARA-NI organization)

ORGANISASI PERGERAKAN YANG STRATEGIS

ORGANISASI GERAKAN YANG DIHARAPKAN

BARA-NI ( Barisan Anak Rakyat - Nias ) merupakan kreasi aktif dari emosional dan dialektika pergerakan itu sendiri dalam berjuang , berwatak dan bersama dengan rakyat. Keberadaanya harus diakui merupakan organ pelopor di pulau Nias yang telah dan sangat diharapkan menjadi organisasi besar, solid dan tulang punggung kekuatan rakyat di Pulau Nias pada masa sekarang dan masa yang akan datang. Barisan Anak muda ini haruslah memasuki fase kedewasaanya menjadi Barisan Rakyat Nias , berpusatkan di Pulau Nias. Maka, terbangunnya organisasi rakyat yang solid,kuat dan mandiri adalah relevan dengan impian di masa lalu dan hanya dengan tekad yang bulat dapat diwujudkan untuk masa sekarang dan masa yang akan datang , menuju rakyat nias yang adil dan sejahtera.

BARA-NI barangkali akan sangat efektif dalam perannya sebagai organisasi kunci, pusat politik, ekonomi dan sosial budaya rakyat Nias kedepan, tidak lagi hanya sebagai organisasi demonstran ataupun organisasi yang identik dengan mahasiswa /activist mahasiswa Namun tanpa menghilangkan makna dan isinya, organisasi ini sudah harus menjadi activist rakyat, kekuatan rakyat itu sendiri, organisasi massa rakyat yang mampu dan menjadi pusat konsolidasi politik elemen – elemen pergerakan yang akan dibentuk ( mahasiswa, petani,buruh, nelayan, becak , pedagang dll )
BARA-NI dalam strategi organisasisnya harus sudah mampu melibatkan rakyat diberbagai pelosok kecamatan – desa di pulau Nias.Dengan ini, diharapkan pembasisan dapat lebih efesien dan efektif . Dengan metode pembasisan hingga ketingkat kecamatan dan pelosok desa maka diharapkan akan memberikan ruang bagi kaum muda untuk berlatih kepemimpinan serta mampu menempa integritasnya dalam perjuangan bersama dengan rakyat diseluruh pelosok tanah Nias. Untuk hal tersebut pendamping – pendamping sebagai penegak garis revolusioner haruslah dipersiapkan juga agar organisasi tidak terjebak dalam semangat birokratisasi , persatuan serta kepentingan non organisasi.

Barangkali tidaklah terlampau berlebihan jikalau Nias dimasa yang akan datang dapat menuntut hak pengelolaan dirinya dengan lebih maksimal. Pulau yang terlepas dari daratan pulau Sumatera ini letak geografisnya dikelilingi oleh lautan dan memiliki keunikan sumber daya alam tersendiri yang jauh berbeda dengan wilayah lainnya di pelosok Indonesia. Nias memiliki suku bangsa/keturunan dengan bahasa Nias sebagai bahasa umum di kepulauan ini. Nias sangat sedikit disebut-sebut dalam sejarah kemerdekaan nasional, Siapakah pahlawan nasional dari Nias yang terkenal ? Agama mayoritas 99 % adalah Kristen. Berikut keunggulannya yang sangat luar biasa adalah keterisolirannya dan ketertinggalannya dengan caruk maruk modernitas itu sendiri, sehingga penduduk masih banyak yang tidak mengerti bahasa Indonesia. Jikalau pulau dengan suku bangsa yang unik ini tidak dapat diurus oleh pemerintah bahkan sebaliknya hanya sebagai tempat jin buang bayi, buang aparat dan sebagainya maka barangkali BARA-NI sebagai kekuatan rakyat sudah dapat memilih untuk menentukan nasib sendiri dengan jumlah populasi 697.592 ribu jiwa dimasa yang akan mendatang.

KONDISI PERGERAKAN

“Kaum pergerakan selalu akan memiliki, menciptakan , mewujudkan dan mengisi serta menempati dunianya sendiri.”



Dari masa ke masa, sejarah pergerakan memiliki keistimewaan untuk melahirkan kreasi dan daya cipta yang tinggi , berpengaruh terhadap peradaban dan realitasnya memiliki efek politik yang sangat menentukan digenerasi berikutnya atau dimasa keberadaanya minimalnya tergoreskan menjadi catatan untuk dikenang. Komunitas dengan ruang besar Negara adalah kreasi dari sejarah pergerakan itu sendiri. Demikian halnya NKRI adalah alkumulasi kreasi dari semangat pergerakan akan nasional Indonesia. Bung Karno, Bung Hatta, Bung Tomo, Sisingamangaraja, Pattimura, Cut nyak Dhien, dan para pejuang lainnya di masa perang kemerdekaan memberikan makna perjuangan serta efek kreasi pergerakan di setiap masyarakat dimana mereka bergerak..

Sejarah pergerakan di Indonesia masih sangat terlampau gelap dan bahkan sengaja diabaikan. Tidak menjadi catatan penting bagi para pengisi kemerdekaan dimasa kini, olehnya cerita perjuangan kaum pergerakan seakan berupa onggokan sejarah usang bagi pemerintah yang tak patut dilihat , diraba, didengar dan ditangkap makna terdalamnya. Sangat naïf, jikalau mencampakkan sejarah oleh karena masa depan adalah oleh Karena masa lalu, maka tak heran bangsa yang tak pernah menghargai sejarah adalah bangsa yang tak akan pernah maju . Sejarah perjuangan negeri ini terputus dan tak terungkap tuntas sebaliknya dibungkus dengan rapi untuk kepentingan politik oleh segelintir rezim yang ingin terus berkuasa , merompak dan menikmati berbagai kekayaan daerah dari berbagai pelosok tanah air Indonesia , maka kita tidak heran disintegrasi NKRI akan menjadi cerita bersambung yang menarik di seantero kepulauan indonesia.

Negeri Indonesia ini dibingkai dengan sangat baik oleh para pejuang terdahulu, seluruh kepulaun dirangkai menjadi kesatuan yang indah dalam nama NKRI, berbagai jong-jong dengan semangat kedaerahan disatukan dalam semangat nasionalisme perjuangan Indonesia merdeka adil dan sejahtera. Tahun 1945 terakumulasilah daya kreasi kaum pejuang pergerakan dipimpin oleh Soekarno dan Bung Hatta “ Indonesia Merdeka “ . Di tahun 1965 atau 20 tahun setelah negeri ini di merdekakan terjadilah pergantian di kursi kekuasaan puncak Negara Indonesia. Jenderal Soeharto menjadi pemain utama dan menjadi presiden ke-2 setelah Soekarno.Tidak hanya pergantian kekuasaan tetapi pembantaian besar-besaran terhadap umat manusia juga terjadi setelahnya . Komunis atau PKI ataupun ajaran Marxisme menjadi momok atau barangkali hantu yang sangat menakutkan bagi rezim ini, ada apa ? dan disebarluaskan diseluruh pelosok negeri dengan menggunakan fasilitas kekuasaan, politik yang telah direbut dari tangan presiden Soekarno. Jutaan rakyat Indonesia menjadi korban kebiadaban politik kekuasan, sejarah baru terbangun kembali . Cerita ini telah menjadi dongeng disetiap tidur bahkan membubui hingga kedunia pendidikan tak terkecuali TK sampai dengan Perguruan Tinggi. Lebih ramai versinya dari pada masa perang kemerdekaan dengan semboyan “ hidup atau mati “. 32 Tahun Soeharto memimpin negeri ini ( lebih lama dari pada Soekarno ) telah memberikan daya kreasi tersendiri juga terutama dalam mengisi kemerdekaan dengan konsep pembangunan-ismenya dan konsep ekonomi tirkle down effect ( efek ekonomi menetes kebawah ) atau Top Down Economic.Tak terkecuali di bidang politik dan sosial maka kisah anti bau Marx atau Komunis atau kiri telah menjadi strategi jitu Soeharto untuk lepas dari baying-bayang nama besar Bung Karno, stigma bagai hantu diseluruh Indonesia . Sehingga di jaman Soeharto ini terjadi pengalihan sejarah , esensi perjuangan kemerdekaan serta pembangunan kekuatan sosial politik anti rakyat dan berlindung dibawah paying Golkar dengan Soeharto sebagai Panglima Gerakannya. Soeharto dengan rezimnya telah berhasil memudarkan semangat pergerakan yang dirintis oleh kaum pergerakan kemerdekaan’45. Isu Komunisme telah menjadi ajang konsolidasi rezim yang efektif serta konsolidasi kaum-kaum feodal , tuan-tuan tanah , kaum borjuis negeri ini semata-mata sehingga sejarah telah tertanggalkan dari isi, makna dan pengorbanannya yang tersisa adalah simbolitas NKRI serta pergantian merah putih yang tak lagi sakral dan suci namun memudar seiring dengan semangat disintegrasi disetiap daerah. Hutang Negara ditanggung oleh rakyat, Imperialisme ekonomi, sosial dan politik perlahan-lahan telah merasuk dan membunuh rakyat di negerinya sendiri. Maka , melawan Soeharto adalah Komunis , tak terkecuali para mahasiswa dan elemen pergerakan lain yang berjuang bersama demi kepentingan rakyat, demikian stigma dan penggelapan sejarah pergerakan yang telah menyimpang sejak rezim Soeharto.

Tahun ’98 menjadi Tahun emosional kaum muda pergerakan yang telah mulai dibangunkan dari tidur lelapnya dalam riak pengelitan mahasiswa sebagai kaum intelektual . Rakyat telah tertindas secara sistematis, Sejarah telah tertanggalkan dari isi, makna dan pengorbanannya, sentralistis politik dan kekuasaan pemerintahan telah meletakkan kekuatan politik dan ekonomi di tangan segelintir elit. Represifnya militer telah membongkar aib, dan menyadarkan kaum pergerakan bahwasannya “ stabilitas negeri dibangun dengan popor senjata tidak dengan kesadaran yang ada. “ Pergantian presiden berikutnya yakni Habibie, Gus Dur dan Megawati tak banyak memberikan kontribusi apa-apa bagi pondasi bangsa yang telah tercerai berai . Para elit ini terlalu memakai bahasa tinggi yang tak dapat dimengerti oleh rakyat, lebih suka berguyon ria ataupun meneriakkan kata demokrasi sebagai topeng kekuasaan tanpa makna kerakyatannya. Alhasil nasionalisme masih sangat semu, “ nation indonesia“ masih berupa seonggok cerita usang, alhasilnya di Tahun 2005 ini Jenderal SBY ( Soesilo Bambang Yudhoyono ) dengan partai demokratnya kini telah menjadi pemimpin negeri amburadul ini yang barangkali juga akan melanjutkan spekulasi politik , gaya dan orientasi ekonomi – politik pada jaman Soeharto , dapat kita lihat dari semangatnya mengamati fluktuasi rupiah terhadap dollar AS sebagai symbol bangsa yang akan tergadaikan , terjual oleh karena produksi rakyat harus dapat dinilai dengan kepentingan dollar AS.

Kaum pergerakan 98 adalah kaum emosional . Cerita pergerakan sejak dan setelah nya adalah tak lebih dari cerita film Robin Hood serta cerita petugas pemadam kebakaran dimana dalam bertugas sering dipadamkan oleh apinya sendiri. Barangkali oleh karena imperialime ekonomi,sosial budaya dan politik yang terlampau merakyat / Turun ke bawah ( turba ) banyak kaum pergerakan juga memilih berintegrasi dengan kekuatan imperialis/komprador ini yakni : sama kerja- sama tidur-dan sama makan . Oleh karenanya sejarah pergerakan di nasional masih sangat terkait dengan iklim feodalisme yang belum tuntas, eksistensi yang berlebihan serta politisasi /sentralistis yang lebih berbau politis dari pada watak kerakyatannya. Sangat sedikit barisan pergerakan yang memilih berjuang bersama dengan rakyat. dan sangat lambat gerak juangnya oleh karena terbentur atau terpadamkan oleh apinya sendiri yakni orientasi ekonomi ( mencari hidup di organisasi ) dan lebih parahnya lagi para kaum gerakan yang sudah mulai punya nama , laik jual juga masih belum lepas dari virus partai bertopengkan demokrasi-feodal yang juga memakai strategi sentralistisme dan top down effect sehingga mereka sering terpeleset kaki dan berbangga diri jikalau sudah menjadi bagian didalamnya.

Perjuangan kaum gerakan sering terputus ditengah jalan seiring dengan kebuntuan organisasinya. Kaum pergerakan lebih sering ditaklukan oleh hidup dari pada menaklukan kehidupan itu sendiri . Organisasi berbau kerakyatan lebih banyak yang tercerai berai sehingga pertinggal bagi mereka adalah baunya , wataknya jangan harap apalagi sama berjuang dengan rakyat ….Utopisan. Persoalan keluarga, gelar akademis, suku, marga , agama masih sangatlah jauh dari retas sebaliknya symbol primordial dan keprimitifan ini sering diekspoitasi menuju singgasana kekuasaan pribadi atas nama partai, komunitas ataupun kelompok. Artinya, kaum pergerakan harus sudah lebih menggorganisir diri, mampu memahami sejarah dan meletakkanya sebagai rambu-rambu control gerakan dalam watak, bahasa dan laku agar tidak lagi menjadi bagian /terjebak dengan lakon oleh orde baru dibawah payung Soeharto agar sejarah dan kemerdekaan bangsa ini dapat dituntaskan dengan elegan sehingga rakyat tidak bingung dan terbodohi lagi. Makna dan isi dari perjuangan tersebut berada di pundak kaum muda yang bersatu dan berjuang bersama rakyat.

……………..Darah, tangis dan ratap telah dikorbankan mengalir diseluruh nadi darah muda kami kembali untuk melanjutkan perjuangan merebut kedaulatan rakyat dari tangan imperialisme walau noda dan maki harus kami terjang oleh karena harus berhadapan dengan bangsa sendiri yang berhati kanibal, bersemangat primitive dan bertopengkan demokrasi.,.