Selasa, 22 September 2009

ANALISA PERGERAKAN oleh BARA-NI TH.2000-2005

KONDISI SUBJEK BARA-NI


BARA-NI sebagai kelompok ataupun komunitas pergerakan perlawanan pro rakyat dan telah exist selama lima tahun, setengah dasawarsa harus diakui telah mengalami fase berkelompok serta dialektika pergerakan dengan ciri khas sebagai kelompok dengan semangat kolektivitas pergerakan yang tinggi. Jumlah anggota yang terus bertambah melalui pelaksanaan pendidikan politik (Dikpol) s/d 200-an dan tersebar diberbagai titik kecamatan di pulau Nias, menuntut pengoorganisasian yang solid dan rapi serta efesien dan efektif. Di sisi lain, kader-kader organisasi juga membutuhkan kepastian gerak yang efektif sesuai dengan dinamika perannya dalam menyelesaikan berbagai persoalan rakyat yang ada. Degradasi perwatakan/ garis organisasi juga telah sangat jelas di hadapan mata dimana jikalau dibiarkan maka, penyimpangan ke arah Anti Rakyat alias politik kepentingan akan mencorengkan peradaban gerakan yang telah susah payah dibangun.

BARA-NI tidaklah organisasi persatuan biasa laiknya organisasi lain yang hanya tahu bersatu. BARA-NI adalah organisasi gerak, organisasi perjuangan yang lahir dari rahim rakyat. Olehnya, perlawanannya terhadap segala penindasan yang ada adalah mutlak. Keintegrasiannya hingga ke detak jantung rakyat adalah prinsipnya maka, hidup merakyat atau pro rakyat : sama sependeritaan dan sepenanggungan adalah nasionalisme sejatinya. Berjuang dari, oleh dan untuk rakyat adalah wataknya.
Menjadi anggota BARA-NI adalah pilihan, berangkat dari solidaritas atau nasionalisme perjuangan yang telah diterima, dimengerti dan siap untuk memperjuangkannya. Maka pada dasarnya menjadi anggota organisasi ini memiliki ritual tersendiri atau biasa kami sebut dengan pendidikan politik (dikpol) sebagai wadah penuntasan awal pemikiran calon anggota BARA-NI. Adapun dikpol-dikpol yang telah dilaksanakan adalah sbb ( data sementara ) yakni : Dikpol di Medan, Dikpol di Gunung Sitoli (Mandrehe) dan Dikpol di Telukdalam total ada 200 orang.

Secara kepengurusan, BARA-NI belum memiliki struktur atau pemusatan gerak yang sesungguhnya. COB atau Sentral Organisasi BARA-NI merupakan struktur inti pengurus organisasi/CC/pusat organisasi. Sampai dengan saat ini, BARA-NI memiliki 2 COB yakni di titik Medan dan Nias (Gunungsitoli) manakah yang memiliki struktur tertinggi ? Atau struktur puncak/pusat BARA-NI ? Belum ada diatur. Dari pengalaman yang diperoleh, BARA-NI di Gunungsitoli memiliki ketergantungan yang tinggi (patron) akan ide, gagasan, pemikiran gerakan dengan BARA-NI dari Medan/ kurang memiliki kepercayaan diri. Padahal, seharusnya Nias/ Gunungsitoli adalah pusat penentu gerakan oleh karena menganut garis massa dimana kekuatan Rakyat Nias yang riel adalah sangat menentukan dalam upaya perubahan-perubahan yang dituntut atau diwujudkan.

Menjunjung tinggi sikap kolektivesme adalah gerak yang elegan, budaya sosial yang dapat mengikis sikap individualisme dan otoritarian dalam suatu organisasi. Perkembangan organisasi harus diiringi dengan pengelolaan organisasi yang tinggi termasuk kepemimpinan, administrasi dan aturan main yang lebih efesien sehingga mudah di artikulasikan oleh anggota pengurus dan massa organisasi. BARA-NI yang hanya berlandaskan statuta/konsep pastilah tidak lagi relevan untuk kondisi saat ini sehingga formula atau aturan main yang lebih efesien,efektif bagi pencapaian visi organisasi harus lah sudah mulai dipikirkan kembali bersama oleh para kader organisasi ini.

Dalam kondisi ketercerai-beraian para kader organisasi tanpa control dan tanpa arah yang jelas hanyalah akan memperlambat laju pencapaian visi organisasi tersebut. Barangkali jiwa-jiwa individualisme ataupun kepentingan anti rakyat akan mudah mengganti watak kerakyatan dan arah organisasi rakyat yang telah dikomitmenkan bersama sebelumnya. Kondisi tersebut hanyalah menciptakan organisasi menjadi lemah kalau tidak menjadi borok bagi penindasan-penindasan baru yang akan muncul. Sementara nuansa damai, aman dan sentosa yang semu akan terus dikumandangkan sebagai simbol berhasilnya pembangunan di pulau Nias oleh para elit yang merasa sudah sangat nyaman kesejahteraan kekuasaanya diatas penderitaan rakyat yang terus dijadikan objek. Organisasi Rakyat Nias yang solid ( Nias People Movement ) adalah alat menjawab efektif untuk berbagai persoalan yang kini Rakyat Nias alami baik dari segi Politik, Ekonomi, Hukum , Sosial budaya, Pemerintahan dan Pertahanan Keamanan. Hanya perlawanan rakyat Nias yang tanpa akhir dan semesta-lah barangkali yang akan mendidik pemerintahan kini untuk menghargai serta tidak lagi memberikan pembodohan bagi rakyat dan alat efektif pencapaiannya adalah organisasi massa berwatak kerakyatan sehingga gerak penjajahan oleh bangsa sendiri yang didukung system represif dan merompak dapat di eliminir ataupun dikikis. Barangkali sejarah dapat menggoreskan kedepan bahwasannya di luar kepulauan Sumatera: Rakyat Nias telah menciptakan , mewujudkan, menempati dan mengisi dunia sejarah peradabannya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar